1. Mengontrol tekanan formasi
2. Mengangkat cutting
3. Mempertahankan stabilitas lubang bor
Mengontrol tekanan formasi
Lumpur pemboran mengontrol tekanan formasi dengan tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik adalah tenaga desak dengan kolom fluida dikalikan dengan berat fluida dan kedalaman (TVD). Tekanan fluida formasi umumnya adalah sekitar 0,465 psi/ft kedalaman. Pada tekanan yang normal air dan padatan di pemboran telah cukup untuk menahan tekanan formasi ini. Kegagalan mengontrol tekanan formasi mengakibatkan masuknya fluida formasi ke sumur yang mengakibatkan kick Untuk tekanan yang lebih kecil dari normal (subnormal), density lumpur harus diperkecil agar lumpur tidak hilang masuk kedalan formasi. Sebaliknya untuk tekanan abnormal (lebih dari 0,465 psi/ft kedalaman), maka kadang-kadang perlu ditambahkan barite untuk memperberat lumpur pemboran. Tekanan yang diakibatkan oleh kolom lumpur pemboran pada kedalaman D ft dapat dihitung dengan rumus :
Ph = 0,052 x Pm x D
Dimana :
Ph = tekanan hidrostatik lumpur, psi
Ρm = densitas lumpur pemboran, ppg
D = kedalaman, ft
Perlu diketahui bahwa rumus diatas adalah berlaku untk keadaan statik. Tekanan pada formasi yang diakibatkan oleh fluida pada saat mengalir adalah tekanan yang dihitung dengan rumus diatas ditambah dengan pressure loss (kehilangan tekanan) pada annulus diatas formasi yang bersangkutan.
Mengangkut cutting ke permukaan
Mengangkut
cutting ke permukaan merupakan fungsi vital lumpur, mengangkut cutting yang
dihasilkan oleh pahat melaui annulus.Daya angkut ini terutama dipengaruhi oleh
profil aliran lumpur (annular velocity profile), berat jenis, yield point serta
gel strength.
Apabila cutting
tidak segera terangkat dari dasar sumur, maka akan tergiling lembut dan melekat
pada bit ( bit balling )dan akan
menurunkan efektifitas pemboran
Faktor yang mempengaruhi cutting transport :
·
Velocity
(kecepatan fluida)
Meningkatkan velocity dengan meningkatkan pump rate, ukuran borehole, dan ukuran
drillstring
·
Density
Meningkatkan kapasitas
angkut melalui efek pengapungan (bouyancy)
pada cutting
·
Viscosity
Meningkatkan pembuangan cutting
·
Pipe
rotation
Rotasi akan melempar
cutting ke area berkecepatan tinggi pada area dinding lubang bor dengan pipa
bor
·
Hole
angle
Meningkatnya sudut lubang bor akan mempersulit
cutting tranport
Fluida pemboran
juga harus memiliki kemampuan mengapungkan material cutttng selama proses
pemboran berhenti karena pipe connection, bit trips, running logging.
·
Kegagalan dalam mengapungkan material akan menyebabkan pengendapan material
ke bagian lebih rendah
·
Penurunan
density lumpur
Mempertahankan
stabilitas lubang bor
Tekanan
hidrostatik lumpur pemboran bertindak seperti mengurung lubang bor. Gaya
mengurung diperoleh dari terbentuknya lapisan tipis (mud cake)
Lumpur bor yang memproduksi
cake berkualitas buruk atau tebal akan menyebabkan stuck pipe, kesulitan dalam running
casing, dan menurunkan kualitas penyemenan.
FUNGSI MINOR :
1. Menahan sebagian berat pipa
2. Mendinginkan dan melumasi bit dan drilling assembly
3. Menyalurkan tenaga hidrolik ke bit
4. Sebagai medium wireline logging
5. Memungkinkan dilakukan
evaluasi formasi dan pengumpulan data geologi
Menahan sebagian berat pipa
Gaya apung
fluida pemboran (bouyancy) akan
menahan sebagian berat dari casing atau pipa bor, persamaan yang digunakan
adalah :
BF = (65,4-Mud Weight)/65,4
Mengalikan BF dengan berat
pipa di udara akan mendapatkan berat pipa pada hook load.
Mendinginkan
dan melumasi bit dan drilling assembly
Panas dan
friksi dapat timbul pada bit dan area antara drillstring dan lubang bor ketika
operasi pemboran berlangsung. Konduksi formasi umumnya kecil
sehingga sukar menghilangkan panas ini, tetapi dengan aliran lumpur telah cukup
untuk mendinginkan sistem.
Kontak antara
drillstring dan dindng lubang sumur juga dapat menyebabkan torsi (torque) ketika berputar dan seretan (drag) ketika tripping
Menyalurkan
tenaga hidrolik ke bit
Hydraulic Horsepower
(HHP) terjadi pada bit sebagai akibat dari aliran fluida pemboran dan presusure
drop melalui bit nozzle.
Energi tersebut dikonversi
ke tenaga mekanik yang menyingkirkan cutting dari dasar lubang bor dan
memperbaiki Rate Of Penetration (ROP)
Sebagai
medium wireline logging
Fluida pemboran
berbahan dasar udara, air, atau minyak mempunyai sifat karakteristik yang
berbeda yang akan mempengaruhi dari pemilihan logging yang sesuai.
Fluida pemboran
harus dievaluasi untuk keperluan pemilihan program logging yang sesuai
Memungkinkan dilakukan evaluasi formasi dan
pengumpulan data geologi.
Pengumpulan
dan intepretasi data geologi dari hasil pemboran , coring dan electric log
digunakan untuk menentukan nilai ekonomis dari sumur yang sedang dibor.
Penetrasi oleh filtrat dari
lumpur baik berbahan dasar air atau minyak akan mempengaruhi ketelitian dari
perolehan data commersial yang sesungguhnya.
Lumpur pemboran dipilih yang dapat mempertahankan
kondisi lubang agar dapat diperoleh pengukuran yang teliti
FUNGSI TAMBAHAN
1. Meminimalkan kerusakan lubang bor
2. Mengontrol korosi
3. Meminimalkan Loss sirkulasi
4. Menurunan kemungkinan stuck pipe
5. Meminimalkan kemungkinan pressure loss
6. Meningkatkan laju penembusan (ROP)
7. Meminimalkan pengaruh pada lingkungan
8. Meningkatkan keamanan dan keselamatan
Meminimalkan
kerusakan lubang bor
Kerusakan formasi produktif dapat terjadi akibat
lumpur yang buruk.
Kerusakan yang terjadi :
·
migrasi
butiran halus
·
invasi
padatan
·
perubahan
wettability
Mengontrol
korosi
Corrosion
control dapat menurunkan kegagalan drill string dengan cara menghilankan atau
menetralkan kontaminasi zat corrosive Produk pengontrol korosi khusus perlu
ditambahkan pada lumpur
Meminimalkan
Loss sirkulasi
Kehilangan lumpur melalui rekahan rekahan dapat
menimbulkan biaya mahal dan adanya resiko terjadi blow out, stuck pipe dan
kerusakan formasi. Pemilihan lumpur dengan densitas yang rendah dapat
mengurangi resiko ini
Menurunan
kemungkinan stuck pipe
Pipe sticking dapat terjadi karena beberapa
faktor :
– Pembersihan dasar sumur yang buruk
– Hole sloughing
– Loss sirkulasi
– Differential pressure sticking
– Key seating
Differential Pipe sticking
dapat dikenali ketika pipa bor tidak dapat diputar atau dinaik-turunkan tetapi
sirkulasi lumpur berlangsung nornal dengan tekanan yang juga normal.
Kondisi-kondisi yang
menyumbang terjadinya differential pipe sticking adalah:
·
Permeabilitas
formasi yang tinggi
·
Sudut
kemiringan lubang pemboran
·
Sifat
filtration lumpur yang buruk
·
Geometri
pipa bor dan lubang sumur
·
Masa/waktu drill string tidak bergerak(pipe connection, bit trips, running
logging).
Meminimalkan
kemungkinan pressure loss
Penggunaan
peralatan permukaan dapat dikurangi dengan mendesain lumpur minim loss yang
meningkatkan efisiensi dari tenaga hidraulic
Meningkatkan
laju penembusan (ROP)
Penggunaan
lumpur yang sesuai dapat meningkatkan laju penembusan dan mengurangi waktu
pemboran serta mengurangi problem selama operasi pemboran.
Peningkatan laju pemboran juga dapat mengurangi biaya
Meminimalkan pengaruh pada lingkungan
Lumpur
yang sesuai dapat mengurangi pengaruh buruk pada lingkungan sebagai akibat dari
penggunaan lumpur bor.
Pencemaran pada
kasus seperti tumpahan, reklamasi dan biaya pembuangan dapat ditekan dengan
kontrol lumpur yang baik.
Meningkatkan keamanan dan keselamatan
Fluida pemboran
perlu perancangan dalam hal keamanan akibat tekanan formasi dan akibat dari
adanya H2S.
No comments:
Post a Comment